Berwirausaha Untuk Selamat Dunia-Akhirat

Dapatkah Anda bayangkan betapa banyak orang bersyukur dan berterima kasih atas usaha yang Anda jalankan, mereka akan membalasnya dengan mendoakan Anda dan keluarga. Pemerintahpun akan berterima kasih, karena Anda telah membantu memecahkan masalah-masalah sosial di lingkungan Anda. Dan Allah SWT tersenyum melihat tindakan Anda.
Pada 05 Agustus 2010 lalu, saya diminta menjadi salah satu pembicara dalam sebuah seminar bertajuk “Motivasi Wirausaha” di sebuah kota Kabupaten. Seminar yang dilaksanakan oleh salah satu perusahaan tambang besar ternama di Kalsel ini, mengundang tiga orang pembicara dengan peserta seluruhnya UKM binaan perusahaan ini, dalam rangka CSR nya.

Untuk mengawali presentasi saya, saya membuka dengan sebuah pertanyaan sederhana berikut: jika sekarang ini Bapak/Ibu sekalian sudah berhasil memiliki penghasilan cukup, bahkan berlebih untuk membiaya kehidupan sehari-hari, telah memiliki rumah, mobil, biaya pendidikan anak-anak tidak ada persoalan, pokoknya sudah nyamanlah hidup Bapak/Ibu, lalu sekarang ini tiba-tiba mendapat hadiah uang bersih sebesar Rp. 50 juta rupiah, apa yang akan Anda lakukan dengan uang itu? Jawablah dengan memilih satu di antara jawaban berikut: 
  1. Ditabung
  2. Naik Haji
  3. Menambah Modal Usaha.
Dari sekitar 50 orang peserta, terdapat jawaban beragam berikut. Yang menjawab no 1 yaitu: ditabung, sebanyak 11 orang. Yang menjawab no.2: naik haji, sekitar 20 orang, dan yang menjawab no. 3: menambah modal usaha: 3 orang! Selebihnya, tidak menjawab. 

Lalu untuk feedback dari jawaban tersebut, saya jelaskan begini: di ruang ini yang selamat dunianya ada 11 orang, yang selamat akhiratnya ada 20 orang, dan hanya 3 orang yang selamat dunia dan akhiratnya. Selebihnya tidak jelas nasibnya. Peserta tertawa berderai mendengar itu. 

Kemudian saya jelaskan bahwa semua tidak salah, karena itu adalah pilihan masing-masing. Dan hidup ini memang pilihan. Hanya saja setiap pilihan kita selalu ada konsekuensinya dan berujung pada tindaklanjut untuk setiap konsekuensi dan keadaannya. Setiap jawaban juga dapat menggambarkan cara berpikir seseorang, karakternya, bahkan nasibnya. Bukankah dari pikiran akan berbuah tindakan, tindakan akan berbuah kebiasaan, kebiasaan akan menjadi karakter, dan karakter akan berbuah nasib? 

Bagi orang yang sudah cukup pemenuhan kebutuhan hidupnya, atau dengan kata lain mapan secara ekonomi, bukanlah hal aneh bila kemudian ketika mendapat uang kaget yang besar, ia akan memilih menabungkan saja uang itu. Untuk berjaga-jaga, karena masa depan kan tidak pasti, bahkan penuh risiko kegagalan? Berbeda dengan orang yang berani mengambil risiko, biasa dengan ketidakpastian, ia akan mencari alternatif pilihan selain menabung. Pilihan naik haji, adalah alternatif yang sangat menarik bagi setiap muslim yang sudah mapan hidupnya. Karena ini akan menjadi ‘sangu’ yang sangat besar untuk keamanan di akhirat kelak, di samping itu bukankah naik haji merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu? Di depan Ka’bah ia bisa merasa sangat dekat dengan Sang Maha Pencipta, Maha Pengampun, dan Maha Pemurah. Disanalah ia akan memohon ampunan atas segala dosanya yang telah lalu, memohon dikabulkannya hajat, termasuk rejeki. Dan berdoa di tanah suci, yakin akan dikabulkan segala permohonannya oleh Allah SWT. Oleh karena itu, banyak orang yang naik hajinya sampai berkali-kali, karena ia mampu. 

Bagaimana dengan alternatif pilihan ketiga? Bagi seseorang yang sudah merasa cukup pemenuhan kebutuhan duniawinya, dia akan mencoba mencukupi kebutuhan untuk akhiratnya. Itu adalah rumus sederhana dan sangat umum. Tetapi kenapa kita tidak memilih melakukan sesuatu yang memenuhi kebutuhan dunia dan sekaligus kebutuhan akhirat dalam satu waktu yang sama? Pilihan berwirausaha merupakan salah satu yang paling pas untuk ini. Mengapa? Dengan berwirausaha Anda akan memiliki usaha yang akan mempekerjakan orang lain sebagai karyawan, membuka kesempatan kerja, menambahkan peluang baru bagi para suplier atau produsen langganan Anda, peluang berputarnya roda ekonomi di lingkungan Anda, menciptakan multiplier effect bagi kesejahteraan di lingkungan Anda berusaha. Coba Anda hitung berapa orang yang akan mendapat berkah dari usaha Anda? Dapatkah Anda bayangkan betapa banyak orang bersyukur dan berterima kasih atas usaha yang Anda jalankan, mereka akan membalasnya dengan mendoakan Anda dan keluarga. Pemerintahpun akan berterima kasih, karena Anda telah membantu memecahkan masalah-masalah sosial di lingkungan Anda. Dan Allah SWT tersenyum melihat tindakan Anda. Dengan menambah modal usaha, usaha Anda akan semakin besar, semakin berganda hasilnya, semakin banyak Anda berperan untuk kepentingan orang banyak. Bukankah sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain? 

Seorang wirausaha sejati tidak mengejar kekayaan. Dia getol memperbesar usaha, mencari peluang-peluang baru, karena orientasinya adalah pertumbuhan. Tetapi semakin tumbuh usahanya, semakin besar penghasilannya. Jadi kekayaan bukanlah tujuan, tetapi akibat dari pertumbuhan usaha tadi. Semakin mampu Anda, kelak, semakin banyak peluang Anda naik haji berkali-kali, bahkan mungkin mengajak orang lain sekalian. 

Jadi, usaha Anda adalah sebuah proses ibadah yang luar biasa bermanfaat bagi orang lain. Jika, tentu saja usaha itu dijalankan dengan benar dan tidak melanggar syariat agama. Bukankah ini memenuhi kebutuhan dunia dan akhirat Anda? 

Bagaimana pendapat Anda?

Komentar

  1. Jika kita menjalankan bisnis dengan benar dan sesuai syariat Agama, bukankan itu menjadi proses ibadah yang panjang? berwirausaha dapat menjadi jaminan dunia dan akhirat sekaligus.

    BalasHapus
  2. Wah, ide yg unik cara memotivasi Anda sangat sederhana tapi mengena. Bener tuh bro, kebanyakan kita memisahkan antara kepentingan dunia dan akhirat, seolah saling meniadakan. Thanks

    BalasHapus
  3. Wah, ide yg unik cara memotivasi Anda sangat sederhana tapi mengena. Bener tuh bro, kebanyakan kita memisahkan antara kepentingan dunia dan akhirat, seolah saling meniadakan. Thanks

    BalasHapus
  4. Wah, ide yg unik cara memotivasi Anda sangat sederhana tapi mengena. Bener tuh bro, kebanyakan kita memisahkan antara kepentingan dunia dan akhirat, seolah saling meniadakan. Thanks

    BalasHapus
  5. Jika setiap usaha ataupun kegiatan apa saja dilandasi dengan niat ibadah, dan dijalankan sesuai syariat, insyaallah akan memperoleh kedua-duanya (dunia-akhirat). Terima kasih telah berbagi

    BalasHapus
  6. Om, ijin download materi soft skills nya, ya. sangat bagus. Terima kasih.

    BalasHapus

Posting Komentar

Komentar Anda sangat berguna bagi 'kemaslahatan' blog ini.Terima kasih atas partisipasinya.

Postingan populer dari blog ini

Kegagalan VS Kesuksesan

HOME STUDIO UNTUK DOSEN DAN GURU

Berbisnis MLM Yang Halalan Tayyiban