Tips Menjadi Manusia Efektif
Melanjutkan tulisan tentang meraih kebahagiaan dengan menjadi manusia efektif, maka kali ini saya mencoba mengurai sedikit tips bagaimana menjadi orang yang efektif. Sebelum melanjutkan, kita perlu menyamakan persepsi lebih dulu mengenai gambaran manusia efektif, sekadar mereview ulasan tulisan sebelumnya. Bayangkan di depan anda ada sebuah dinding tembok yang kokoh, berdiri perkasa, bermanfaat bagi banyak sekali kepentingan manusia dan makhluk. Seandainya ilusi kita tentang tembok dapat menembus ke dalam tembok itu, hal apakah yang bisa kita lihat? Bukankah akan nampak sebuah susunan bata yang teratur rapi, satu sama lain saling menempel kokoh, terjadi harmonisasi yang tampak indah, dan satu kesatuan yang kokoh. Tetapi, tembok tersebut akan lebih gampang dirobohkan, jika salah satu bata rusak atau lemah, karena mulai terjadi ketidak sinkronan, ketidakharmonisan di dalamnya. Begitulah, di dalam kelompok atau organisasi, jika ada salah satu anggota kelompok yang tidak efektif, maka akan terjadi ketidakharmonisan, tercipta proses pelemahan sistemik, dan tunggu tanggal mainnya: kelompok akan bubar!
Sebuah batu bata yang sempurna keadaannya akan sangat berguna jika berada dalam satu susunan, berbagi peran dengan bata lainnya untuk membentuk kesatuan yang kuat. Sebuah batu bata yang sempurna, jika sendirian, mungkin hanya berguna untuk mengganjal pintu pagar. Atau berguna untuk menimpuk anjing nakal yang masuk ke halaman rumah?
Begitupun kita, jika anda menjadi manusia yang tidak efektif, hanya berguna mirip keadaannya batu bata yang sendirian.
Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Pencipta dengan kesempurnaan dan segala kelebihannya, dan tujuan penciptaannya untuk menjadi makhluk efektif sebagai khalifah di muka bumi, mengabdi kepada Sang Khalik. Setelah manusia mengenal lingkungannya, ia mulai mengenal berbagai ‘bahasa’ ketidakefektifan, ia membentuk konsep diri yang menjauhkannya dari tujuan penciptaan. Tanpa sadar ia mulai menanggalkan berbagai atribut kesempurnaannya sebagai makhluk. Menjadikan dirinya tidak efektif, dan kemudian menjadi pecundang. Konsep diri yang negatif menjadikannya lemah tidak berdaya.
Apakah semua akan menjadi permanen, tidak bisa diubah atau diperbaiki lagi? Bisa, karena konsep diri negatif terbentuk dari persepsi yang terbangun tentang diri dan lingkungan. Persepsi diri yang membentuk kebiasaan berulang-ulang, tersimpan ke dalam alam bawah sadar. Kita dapat mengubahnya, dengan mengikuti pola pembentukan konsep diri itu sendiri! Dengan menciptakan sendiri pesepsi diri yang efektif, membangun kebiasaan yang dapat menjadikan konsep diri yang positif lebih dominan.
Allah Maha Besar, sang Rahmatan Lilalamin. Rahmat Nya bagi sekalian alam, tiada putus atau berkurang bagi siapapun. Dengan Rahmat Nya kita bisa berubah, dengan berusaha dan meminta pertolongan kepada Nya.
Berikut ini beberapa tips yang dapat dicoba untuk membangun pribadi efektif, manusia yang berguna, kembali kepada fitrah penciptaannya. Ciptakanlah persepsi ini di dalam diri kita:
1. Selalu berprasangka positip atas segala peristiwa yang diciptakan Tuhan atas diri kita. Dengan senantiasa berpikiran dan berperasaan positp atas segala hal yang terjadi, kita selalu dapat mengambil hikmah dan dengan hikmah itu kita membiasakan diri belajar memperbaiki citra diri.
2. Meyakini selalu ada harapan bagi perubahan yang terbaik yang akan terjadi berkat segala upaya yang kita lakukan.
3. Meyakini pula tidak ada jaminan bahwa perubahan selalu membawa kebaikan, tetapi tidak akan pernah ada perbaikan yang tanpa didahului oleh upaya melakukan perubahan.
4. Sadarilah bahwa semua orang di sekitar kita senantiasa menantikan peran terbaik yang bisa kita lakukan, dan penghargaan akan selalu datang menyertai, sekecil apapun peran itu.
5. Berkomitmenlah terhadap hasil akhir, dengan begitu kita akan fokus pada proses terbaik yang bisa kita kembangkan.
Kelima tips di atas harus dilakukan secara berulang sehingga menjadi kebiasaan. Ingat kata Aristotle:
taburlah pikiran,
tuailah gagasan,
taburlah gagasan,
tuailah perbuatan,
taburlah perbuatan,
tuailah kebiasaan,
taburlah kebiasaan,
taburlah kebiasaan,
tuailah karakter,
taburlah karakter,
tuailah takdir!.....
Amiiin...
BalasHapusBgus banget Tipsnya mencerahkan..
BalasHapus