Manajemen Laba, Bolehkah?

Ada kecenderungan manajer melakukan manajemen laba (earning management) di dalam melaporkan informasi keuangan perusahaan. Dalam hal ini manajer berusaha memengaruhi informasi keuangan yang dibutuhkan stakeholder yang ingin mengukur kinerjanya dan kondisi perusahaan.

Hal ini terjadi karena adanya konflik kepentingan antara manajer sebagai agen dan owner/pemegang saham sebagai prinsipal, dikenal sebagai efek agency theory (Jensen & Meckling, 1976). Untuk kepentingannya, manajer melakukan intervensi terhadap penyajian laporan keuangan, karena dia pemilik informasi. Sedangkan owner/pemegang saham nyaris tak punya akses melakukan itu, sehingga sangat bergantung pada informasi yang disajikan.

Intervensi itu dilakukan manajer masih dalam kerangka standar akuntansi, artinya tidak bertentangan dengan standar akuntansi, yaitu masih menggunakan metode dan prosedur akuntansi yang diterima dan diakui secara umum. Meskipun begitu, standar akuntansi tidak menganjurkannya, karena dapat menyesatkan pemakai laporan keuangan.

Alasan Manajer Melakukan Manajemen Laba
Ada beberapa alasan mengapa manajer melakukan manajemen laba.

Manajemen Akrual (Accruals Management)

Faktor ini biasanya berkaitan dengan segala aktivitas yang dapat memengaruhi aliran kas dan juga keuntungan yang secara pribadi merupakan wewenang dari para manajer (managers discretion).
Kebijaksanaan Akuntansi yang Wajib
Faktor ini berkaitan dengan keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijaksanaan akuntansi yang wajib diterapkan oleh perusahaan yaitu antara menerapkannya lebih awal dari waktu yang ditetapkan atau menundanya sampai saat berlakunya kebijaksanaan tersebut.
Perubahan Aktiva Secara Sukarela
Faktor ini biasanya berkaitan dengan upaya manajer untuk mengganti atau mengubah suatu metode akuntansi tertentu di antara sekian banyak metode yang dapat dipilih yang tersedia dan diakui oleh badan akuntansi yang ada (Generally Accepted Accounting Principles).
Perubahan Aset Secara Sukarela
Faktor ini biasanya berkaitan dengan upaya manajer untuk mengganti atau mengubah suatu metode akuntansi tertentu di antara sekian banyak metode yang dapat dipilih yang tersedia dan diakui oleh standar akuntansi.
Beberap tindakan manajemen laba yang umumnya ditemukan adalah:
Taking a Bath
Pada pola ini, manajemen harus menghapus beberapa aset dan membebankan perkiraan beban yang akan datang pada laporan saat ini. Selain itu ia juga harus melakukan clear the desk atau menyembunyikan bukti yang ada, sehingga laba yang dilaporkan di periode yang akan datang meningkat.
Income Minimization
Pola ini dilakukan pada saat profitabilitas perusahaan sangat tinggi. Gunanya agar tidak mendapat perhatian secara mencolok. Tindakan yang dilakukan berupa penghapusan pada barang modal dan aset tak berwujud, menaikkan biaya iklan, serta pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan.
Income Maximization
Tindakan ini dilakukan pada saat laba menurun. Selain untuk mendapatkan bonus yang lebih besar, cara ini juga bisa melindungi perusahaan saat melakukan pelanggaran perjanjian utang. Tindakan yang dilakukan manajemen adalah dengan memanipulasi data akuntansi dalam laporan.
Income Smoothing
Bentuk ini mungkin yang paling menarik. Hal ini dilakukan dengan meratakan laba yang dilaporkan untuk tujuan pelaporan eksternal, terutama bagi investor karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.
Demikianlah secara ringkas tentang manajemen laba atau earning management.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kegagalan VS Kesuksesan

Berbisnis MLM Yang Halalan Tayyiban

HOME STUDIO UNTUK DOSEN DAN GURU