Postingan

....Narsiskah Anda?

Gambar
Sobat, saya mau berbagi sedikit tentang istilah ‘narsis’ yang sering kita dengar bahkan mungkin gunakan sehari-hari. Jujur saja pada mulanya saya juga penasaran tentang istilah itu apa sih makna sebenarnya. Setelah baca sana-sini, akhirnya saya dapat kesimpulan. Ternyata yang dimaksud dengan narsis itu tidak lain perasaan mencintai diri sendiri. Konon kata narsis didapatkan dari legenda Yunani, yang tidak lain dari seseorang yang bernama Narcisuss yang jatuh cinta pada bayangan dirinya ketika terpantul di permukaan sebuah danau. Nah, lalu kata narsis dipakai untuk menyebut orang yang terlalu kagum, bangga, dan memuja diri sendiri, kadang istilah narsis juga populer diplesetkan sebagai tindakan orang-orang yang rajin berfoto-foto. Jika kita sudah tahu makna narsis itu sebagai kecintaan pada diri sendiri, lalu baikkah orang yang ‘mengidap’ narsis ? Untuk menjawab pertanyaan di atas, mari kita lihat sisi lain. Kita sering menemukan orang (atau jangan-jangan kita sendiri?)

Andalah Perahu Kokoh Itu

Gambar
Anda adalah perahu kokoh yang sanggup menahan beban, terbuat dari kayu terbaik, dengan layar gagah menyongsong angin. Kesejatian Anda adalah berlayar mengarungi samudera, menembus badai dan menemukan pantai harapan. Namun sehebat apapun perahu diciptakan, tidak ada gunanya bila hanya tertambat di dermaga. Sehebat apapun diri anda, tidak ada gunanya jika tertambat di masa lalu anda. Dermaga adalah masa lalu anda, tali penambat itu adalah ketakutan, keresahan, penyesalan, perasaan gagal dan persasaan negatif lainnya yang ada dalam diri anda. Jangan buang percuma seluruh daya kekuatan yang dianugerahkan pada anda. Jangan biarkan masa lalu menambat anda di situ. Lepaskan diri anda dari perasaan-perasaan negatip itu. Berlayarlah. Bekerjalah. Yang memisahkan perahu dengan pantai harapan adalah topan dan badai, gelombang dan batu karang. Yang memisahkan anda dengan keberhasilan adalah masalah yang menantang. Di situlah tanda kesejatian teruji. Hakikatnya perahu adalah berlayar menembus seg

Bagaimana Jika Telanjur Dibohongi?

Gambar
Pada postingan yang lalu tentang kebohongan , berkaitan dengan bagaimana mendeteksi sinyal-sinyal kebohongan dari karakter seseorang, gunanya untuk mencekal (cegah dan tangkal) agar kita tidak terjebak dengan kebohongannya. Ini tentu saja berharap kebohongan pada kita tidak benar-benar terjadi, atau setidaknya kita mampu menghindari dari sasaran pembohongan (bukan menghindari orangnya). Lalu bagaimana kalau kita sudah telanjur dibohongi? Sepertinya semua orang pasti pernah dibohongi, bagaimana rasanya? Kecewa, jengkel, sakit hati, patah hati, dendam? Perasaan-perasaan seperti itu dijamin seratus persen akan menimbulkan masalah psikis dan klinis buat kita. Bukankah akan menimbulkan masalah baru? Oleh karena itu, sangat dianjurkan: buang jauh-jauh perasaan itu! Ambil contoh, misalnya kita sudah telanjur sayang pada seseorang, segala perhatian, materil dan non materil sudah tercurah padanya. Ternyata di kemudian hari ditemukan fakta dan bukti-bukti bahwa yang bersangkutan telah berkhia

Kebohongan

Gambar
Ada seorang teman yang mengeluh pada saya, ia seringkali merasa dibohongi oleh orang lain. Padahal sudah berusaha waspada. Lalu dia bertanya, bagaimana sih caranya mengenali seseorang yang tergolong pembohong? Memang menyakitkan bila kita dibohongi orang lain. Apalagi kalau kebohongan itu menyangkut hal-hal yang serius. Ada juga sih kadang-kadang, walau tahu kita dibohongi, tapi senang juga. Seorang isteri yang bilang pada suaminya: kamulah satu-satunya lelaki paling perkasa di dunia ini. Maka, si suami hatinya berbunga-bunga, walaupun sadar bahwa kata-kata isterinya tadi bohong belaka. Begitu juga jika suami berkata: kamulah pelabuhan cinta terakhirku.....oh alangkah indahnya kebohongan seperti ini. Tapi kalau kita mau jujur, siapa sih yang tidak pernah berbohong? ....rasanya kok tidak ada yang acung jari, ya. Kebohongan yang harus kita hindari, baik dari orang lain maupun diri sendiri tentunya adalah kebohongan yang dapat merugikan kita atau orang lain. Dan, yang perlu kita ing

Makna Kebahagiaan?

Gambar
Suatu hari di tengah hujan deras, berjalan sepasang suami isteri. Tangan kanan sang suami memegang erat payung berukuran sedang yang hanya cukup melindungi kepala keduanya dari hujan. Sementara tangan sebelah kirinya memeluk bahu sang isteri, dan sang isteri  membalas dengan tangan kanannya memeluk erat pinggang suaminya. Sedangkan tangan kiri sang isteri memegang erat dua buah helem butut.  Keduanya berjalan perlahan sambil sesekali kaki mereka berusaha menghalau genangan air yang sudah menutupi mata kaki mereka. Perjalanan masih cukup panjang menuju ke rumah mereka, kira-kira setengah jam lagi. Sambil mencoba menatap wajah suaminya yang sudah berembun karena hujan, namun embun itu tidak cukup menutupi wajah suaminya  yang mulai menunjukkan tanda-tanda penuaan dan tampak letih, sang isteri lalu bersuara:”Bang, seandainya motor kita tidak mogok, tentu kita sudah sampai ke rumah ya, bang?” sang suami, tidak menjawab,  dan tidak juga berani menatap mata sang isteri, tidak sampai hati.