Postingan

Manajemen Laba, Bolehkah?

Ada kecenderungan manajer melakukan manajemen laba ( earning management ) di dalam melaporkan informasi keuangan perusahaan. Dalam hal ini manajer berusaha memengaruhi informasi keuangan yang dibutuhkan stakeholder yang ingin mengukur kinerjanya dan kondisi perusahaan. Hal ini terjadi karena adanya konflik kepentingan antara manajer sebagai agen dan owner/pemegang saham sebagai prinsipal, dikenal sebagai efek a gency theory (Jensen & Meckling, 1976). Untuk kepentingannya, manajer melakukan intervensi terhadap penyajian laporan keuangan, karena dia pemilik informasi. Sedangkan owner/pemegang saham nyaris tak punya akses melakukan itu, sehingga sangat bergantung pada informasi yang disajikan. Intervensi itu dilakukan manajer masih dalam kerangka standar akuntansi, artinya tidak bertentangan dengan standar akuntansi, yaitu masih menggunakan metode dan prosedur akuntansi yang diterima dan diakui secara umum. Meskipun begitu, standar akuntansi tidak menganjurkannya, karena dapat me

TIPS menulis di jurnal.

Gambar
Sharing ini tentu hanya berlaku bagi mahasiswa atau dosen yang belum berpengalaman melakukan submit naskahnya ke jurnal terindeks scopus atau indeks reputasi internasional lainnya. Yang udah pengalaman, monggo lewat aja yaaa......syukur-syukur kalau mau bantu nambahin infonya. Yang ditulis di sini, pun hanya sebatas point tertentu yang jarang disinggung di pelatihan atau sosialisasi (karena bbrp kali saya ikut pelatihan - banyak yang tidak singkron d engan praktiknya -atau mungkin praktiknya sudah berubah). Inipun belum tentu berlaku untuk semua jurnal. Ada juga jurnal yang tidak mensyaratkan seperti yang saya sebutkan di bawah. Di antara hal penting itu adalah: 1. Lakukan proofreading 2. Lakukan pengecekan plagiasi. Bila similaritas Anda di atas 30%, janganlah banyak berharap. Turunkan dulu sampai di bawah 20 % paling aman. 3. Hapus identitas file Anda: klik kanan pada nama file, liat di situ jangan sampai nama author tertera nama Anda . 4. Siapkan nama-nama experts (min

Tips Menjawab Pertanyaan dalam Job Interview

Gambar
Bagi Anda yang sedang menanti panggilan wawancara pekerjaan ( Job Interview ), tentu saat ini adalah saat yang cukup membuat galau pikiran. Banyak hal yang menggelayut di dalam kepala Anda, terutama soal bagaimana menghadapi wawancara nanti? pertanyaan apa yang bakal muncul? bagaimana menjawabnya? dan...seabrek pertanyaan lain yang lumayan memacetkan lalu lintas jaringan pikiran Anda.  Nah, berikut ini sekedar mengurangi kegalauan Anda, saya bagikan tips menghadapi (menjawab) pertanyaan wawancara.  1. Tolong ceritakan mengenai diri anda. Jika mendapat pertanyaan seperti ini, jawablah dengan rumus: Present-Past-Future. Jadi Anda perlu menceritakan mengenai Anda saat ini, lalu apa yang Anda lakukan di masa lalu, dan apa rencana Anda setelah diterima nantinya. Jangan terbalik urutannya. 2. Mengapa anda memutuskan untuk resign dari pekerjaan terdahulu? “Saya mencari kesempatan yang lebih baik sekaligus mengembangkan keahlian saya.” 3. Apa kekuatan terbesarmu? 

Bonus Demografi dan Pesta Demokrasi 2019

Duh...bertahun-tahun blog ini saya tinggalkan..... tercatat posting terakhir saya  di blog ini  Tahun 2012  . Sekarang  tahun 2018!  Jadi ada gap Tujuh tahun saya meninggalkan blog ini. Penyebabnya di antaranya karena kebanyakan blog😜. Pada tahun-tahun sebelum ini, saya fokus menulis di blog saya:  caraku-caramu-carakita.com. Sekarang blog tersebut sudah almarhum pas akhir tahun 2017 lalu. Saya mencoba istirahat .......eh,..ternyata kangen juga nulis lagi. Tapi di blog ini saja dulu.    Baiklah, hari ini saya mencoba menulis lagi. Yang ringan saja: (Hasil diskusi kecil tadi siang dengan sahabat saya, Abdul Munir,  yang pakar demografi). Menurut statistik  ramalan demografi, Indonesia akan mendapat anugerah bonus demografi selama rentang waktu 2020-2035. Puncaknya akan terjadi pada 2030. Bonus demografi ini tercermin dari angka rasio ketergantungan ( dependency ratio ), yaitu rasio antara kelompok usia yang tidak produktif dan yang produktif. Jumlah usia produktif (15-64 tahun

Mendulang 'Emas' dari Kulit Kodok

Gambar
Sudah bukan rahasia lagi kalau produk-produk fesyen selalu laris manis, dan produk-produk seperti ini sangat lekat dengan tren mode yang berkembang cepat. Tak pelak, bisnis di bidang ini tak ubahnya seperti tambang emas, terutama bagi pebisnis yang memilliki kreativitas dan peka terhadap peluang tren yang cepat berganti. Salah satunya adalah produk tas dan dompet dari kulit binatang. Tapi, tahukah Anda kulit binatang apa yang jadi bahan baku penampung kocek Anda selama ini? Beberapa kulit binatang yang selama ini sering dipakai, seperti kulit ular, buaya, dan sapi. Namun, masih jarang yang menggunakan kulit kodok sebagai bahan baku produk. Salah satu produsen yang menggunakan kulit kodok sebagai bahan baku produk adalah Cadusa, The Indonesiaz Exotic Leather dari Yogyakarta. Pemilik usaha ini, Ditto Wahyutomo bilang, pembuatan produk fesyen berbahan kulit kodok masih tergolong baru. "Kulit kodok ini saya pakai sebagai bahan pembuatan tas dan dompet," jelasnya. Kar

Butuh Dana Pendidikan Wirausaha

hingga akhir 2010 jumlah wirausaha Indonesia baru 0,18% dari keseluruhan penduduk.  Pengusaha nasional Ciputra menilai, masih rendahnya angka wirausahawan di Indonesia karena kurangnya penanaman konsep kewirausahaan di bangku sekolah. Ciputra menyoroti kecilnya persentase wirausahawan di Indonesia dibandingkan negara-negara lain di Asia. Menteri Koperasi dan UKM pernah mengungkapkan hingga akhir 2010 jumlah wirausaha Indonesia baru 0,18% dari keseluruhan penduduk. Angka ini jauh ketinggalan dibandingkan Malaysia yang sudah 2% dari keseluruhan penduduk, Thailand 4%, Singapura 7%, Taiwan 5%, dan Korea Selatan 5%. Menurut Ciputra, pemerintah perlu menyediakan porsi tersendiri dari anggaran pendidikan yang tersedia untuk pendidikan kewirausahaan. “Usul saya paling tidak Rp 20 triliun dari anggaran pendidikan untuk kewirausahaan. Pemerintah juga perlu mendirikan pusat penelitian khusus kewirausahaan untuk tahu seperti apa tipe wirausaha yang paling cocok diterapkan di Indonesia,” urai

Hotel Mercure Hadir di Banjarmasin dan Padang

Accor Group, adalah salah satu operator hotel di Indonesia, tahun ini  kembali menambah koleksi pengelolaan hotel di Indonesia. Kali ini Accor merilis dua hotel baru bernama Mercure Padang dan Mercure Banjarmasin.  Kehadiran dua hotel ini menambah koleksi hotel yang dikelola oleh Accor menjadi 49 hotel yang tersebar di 20 kota di seluruh Indonesia. Gerard Guillouet, Vice President for Accor untuk Malaysia, Singapore and Indonesia bilang, Accor saat ini sudah memiliki beragam segmen hotel di Indonesia. “Salah satunya hotel Mercure, brand midscale,” kata Guillouet dalam siaran persnya hari ini (21/3). Saat ini, Accor mengelola hampir 700 hotel di 50 negara termasuk 10 diantaranya hotel Mercure yang beroperasi di Indonesia.Kehadiran hotel Mercure di Banjarmasin karena kota ini menjadi tujuan dari pebisnis dan wisatawan. Maklum, kota ini memiliki potensi sumber daya alam yang menggiurkan bagi para pebisnis.  Hotel Mercure Banjarmasin ini memiliki 180 kamar dengan menyediakan lima ruang